Cerita Seks Mama Mengajariku Betapa Nikmatnya Bercinta - Cerita 69
Search

Cerita Seks Mama Mengajariku Betapa Nikmatnya Bercinta

Cerita Seks Mama Mengajariku Betapa Nikmatnya Bercinta


CERITA ASIK - Marni (nama samaran), 35 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Penampilan Marni sangat menarik. Sebagai wanita yang tinggal di kota besar, Bandung, cara berpakaiannya selalu sexy. Tidak sexy murahan tapi berkelas dan menarik.

Dengan tubuh tinggi semampai, dada 36, dan kulit yang putih, walau sudah menikah dan punya anak yang sudah cukup dewasa, tapi masih banyak lelaki yang selalu menggodanya. Anaknya yang paling besar, Timmy (nama samaran), 19 tahun, seorang anak yang yang baik dan penurut pada orang tuanya.

Anak kedua, Yenny (nama samaran), 18 tahun, seorang anak yang sudah mulai beranjak dewasa. Sedangkan suami Marni, Herman (nama samaran), adalah seorang suami yang cukup baik dan perhatian pada keluarga.

Bekerja sebagai seorang PNS di suatu instansi pemerintah. Kehidupan sexual Marni sebetulnya tidak ada masalah sama sekali dengan suaminya. Walau banyak lelaki yang menggoda, tak sedikitpun ada niat dia untuk mengkhianati Herman.

Tapi ada sesuatu yang berubah dalam diri Marni ketika suatu hari dia secara tidak sengaja melihat anak lelakinya, Timmy, sedang berpakaian setelah mandi. Dari balik pintu yang tidak tertutup rapat, Marni dengan jelas melihat Timmy telanjang.

Matanya tertuju pada kontol Timmy yang dihiasi dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Sejak saat itu Marni pikirannya selalu teringat pada tubuh telanjang anak lelakinya itu. Bahkan seringkali Marni memperhatikan Timmy bila sedang makan, sedang duduk, atau sedang apapun bila ada kesempatan.

“Ada apa si Mam, kok liatin Timmy terus?” tanya Timmy ketika Marni memperhatikannya di ruang tamu.

“Tidak ada apa-apa, Tim.. Hanya saja Mama jadi senang karena melihat kamu makin besar dan dewasa,” ujar Marni sambil tersenyum.

“Kamu sudah punya pacar, Tim?” tanya Marni si mama nakal.

“Pacar resmi sih belum ada, tapi kalau sekedar teman jalan sih ada beberapa. Memangnya kenapa, Mam?” tanya Timmy.

“Ah, tidak. Mama hanya pengen tahu saja,” ujar Marni.
“Kamu pernah kissing?” tanya Marni.
“Ah, Mama.. Pertanyaannya bikin malu Timmy ah…” ujar Timmy sambil tersenyum.

“Yee.. Tidak apa-apa kok, Tim.. Jujur saja pada Mama. Mama juga pernah muda kok. Mama mengerti akan maunya anak muda kok…” ujar Marni sambil menjewer pelan telinga Timmy. Timmy tertawa.

“Ya, Timmy pernah ciuman dengan mereka,” ujar Timmy.
“ML?” tanya Marni lagi.
“ML apa sih artinya, Mam?” tanya Timmy tidak mengerti.

“Making Love atau ngentot …” ujar Marni si mama nakal sambil mempraktekkan ibu jarinya diselipkan diantara telunjuk dan jari tengah.

“Wah kalau itu Timmy belum pernah, Mam.. Tidak berani. Takut hamil…” ujar Timmy. Marni tersenyum mendengarnya.

“Kenapa Mama tersenyum?” tanya Timmy.

“Karena kamu masih sangat polos, sayang…” kata Marni si mama nakal sambil mencubit pipi Timmy, lalu bangkit untuk menyiapkan segala sesuatunya karena Herman akan segera pulang.

Malam harinya, Marni, Timmy, dan Yenny asyik menonton TV, sedangkan Herman sedang mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.

“Ciuman rasanya gimana sih?” tanya Yenny ketika menyaksikan adegan ciuman di televisi.

“Ah, kamu.. Masih kecil! Tidak perlu tahu,” ujar Timmy sambil mengucek-ngucek rambut Yenny.

“Tidak boleh begitu, Tim.. Adikmu harus tahu tentang apapun yang dia tidak mengerti. Biar tidak salah langkah nantinya…” ujar Marni sambil menatap Timmy.

“Begini, Yen…” ujar Marni.

“Ciuman itu tidak ada rasa apa-apa.. Tidak manis, pahit atau asin. Hanya saja, kalau kamu sudah besar nanti dan sudah merasakannya, yang terasa hanya perasaan nyaman dan makin sayang kepada pacar atau suami kamu…” ujar Marni si mama nakal lagi.

“Ah, nggak ngerti…” ujar yenny.
“Mendingan Yenny tidur saja, ah.. Sudah ngantuk…” ujar Yenny.

“Ya sudah, tidurlah sayang,” ujar Marni. Yenny kemudian bangkit dan segera menuju kamar tidurnya.

Ketika menyaksikan adegan ranjang di televisi, Marni bertanya kepada Timmy, “Apakah kamu sudah itu dengan pacarmu?”.

“Timmy belum punya pacar, Mam.. Mereka hanya sekedar teman saja,” jawab Timmy.
“Tapi kok kamu bisa ciuman dengan mereka?” tanya Marni si mama nakal lagi sambil tersenyum.
“Ya namanya juga saling suka…” jawab Timmy sambil tersenyum juga.
“Sudah sejauh mana kamu melakukan sesuatu dengan mereka?” tanya Marni.

“Tidak apa-apa kok, Tim.. Bicara terbuka saja dengan Mama,” ujarnya Marni lagi. Timmy menatap mata ibunya sambil tersenyum.

“Ya begitulah…” kata Timmy.
“Ya begitulah apa?” tanya Marni si mama nakal lagi.

“Ya begiutlah.. Ciuman, saling pegang, saling raba…” ujar Timmy malu malu. Marni tersenyum.

“Hanya itu?” tanya Marni lagi.

Timmy melirik ke arah ayahnya yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.

“Mama jangan bilang ke Papa ya?” ujar Timmy.

Marni tersenyum sambil mengangguk. Timmy lalu beringsut mendekati Marni.

“Timmy pernah oral dengan beberapa teman wanita…” ujarnya sambil berbisik.

Marni tersenyum sambil mencubit pipi Timmy.

“Nakal juga ya kamu!” ujar Marni si mama nakal sambil tersenyum.
“Rasanya bagaimana?” tanya Marni sambil berbisik.
“Sangat enak, Mam…” ujar Timmy.

“Tapi Timmy dengar, katanya kalau punya Timmy dimasukkan ke punya wanita rasanya lebih enak.. Benar tidak, Mam?” tanya Timmy.

Marni kembali tersenyum tapi tidak menjawab..

“Kamu mau tahu rasanya, Tim?” tanya Marni sambil tetap tersenyum. Timmy mengangguk.

“Sini ikut Mama…” ajak Marni sambil bangkit lalu pergi ke ruang belakang. Timmy mengikuti dari belakang.

Sesampai di ruang belakang, Marni menarik tangan Timmy agar mendekat.

“Ada apa sih, Mam?” tanya Timmy.

“Karena kamu sudah dewasa, Mama anggap kamu sudah seharusnya tahu tentang hal tersebut,” ujar Marni dengan nafas agak memburu menahan gejolak yang selama ini terpendam terhadap anaknya tersebut.

“Ciumlah Mama sayang…” kata Marni si mama nakal sambil mengecup bibir Timmy.

Timmy diam karena tidak tahu harus berbuat apa. Marni terus melumat bibir anaknya itu sambil tanggannya masuk ke dalam celana Hawaii Timmy. Lalu dengan lembut diremas dan dikocoknya kontol anaknya. Karena tidak tahan merasakan rasa enak, Timmy dengan segera membalas ciuman Marni dengan hangat. Sambil terus mengocok dan meremas kontol Timmy, Marni berkata,

“Kamu ingin merasakan rasanya bersetubuh kan, sayang?”.
“Iya, Mam…” ujar Timmy dengan nafas memburu.
“Mama juga sama, Tim.. Mama ingin merasakan hal itu dengan kamu,” ujar Marni.

“Kapan, Ma?” tanya Timmy sambil menggerakkan pinggulnya maju mundur karena enak dikocok kontol oleh Marni.

“Jangan sekarang ya, sayang…” ujar Marni si mama nakal sambil melepaskan genggaman tangannya pada kontol Timmy.

“Yang penting kamu harus tahu bahwa Mama sangat sayang kamu…” kata Marni sambil mengecup bibir Timmy.

“Timmy juga sangat sayang Mama,” ujar Timmy.

“Sekarang Mama harus tidur karena sudah malam. Nanti Papamu curiga…” ujar Marni sambil meninggalkan Timmy.

Timmy menarik nafas panjang menahan suatu rasa yang tak bisa diucapkan.. Tak lama Timmy masuk ke kamar mandi.. Onani. Besok paginya, Herman sudah siap-siap pergi kerja sekalian mengantar Yenni ke sekolah karena masuk pagi. Sementara Timmy masuk sekolah siang. Dia masih tidur di kamarnya.

Setelah Herman dan Yenni pergi, dengan segera Marni mengetuk dan masuk ke kamar Timmy. Timmy masih tidur dengan hanya memakai celana Hawaii saja. Marni tersenyum sambil duduk di sisi ranjang anaknya tersebut.

Tangannya mengusap dada Timmy. Dimainkannya puting susu Timmy. Timmy terbangun karena merasakan ada sesuatu yang membuat darahnya berdesir nikmat. Ketika matanya dibuka, terlihat mamanya sedang menatap dirinya sambil tersenyum.

“Bangun dong, sayang.. Sudah siang,” ujar Marni sambil tangannya berpindah masuk ke dalam celana Hawaii Timmy.

Diusap, dibelai, diremas, lalu dikocoknya kontol Timmy sampai tegang dan tegak. Timmy terus menatap mata Marni sambil merasakan rasa nikmat pada kontolnya.

“Mau sekarang?” tanya Marni si mama nakal sambil tetap tersenyum.

“Saya mau kencing dulu, Mam…” kata Timmy sambil bangkit lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai, segera dia kembali ke kamarnya.

“Lama amat sih?” tanya Marni.

“Timmy kan sikat gigi dulu, Mam…” ujar Timmy sambil duduk di pinggir ranjang berdampingan dengan Marni.

“Kenapa Mama mau melakukan ini dengan Timmy?” tanya Timmy. Marni tersenyum sambil mencium pipi anaknya itu.

“Karena Mama sangat sayang kamu. Juga Mama ingin mendapat kebahagiaan dari orang yang paling Mama sayangi.. Kamu,” ujar Marni sambil kemudian melumat bibir Timmy.

Timmy membalasnya dengan hangat pula. Kemudian Marni bangkit lalu melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya. Timmy terus menatap tubuh ibunya dengan kagum dan nafsu.

“Buka celana kamu dong, sayang,” ujar Marni.
“Iya, Mam…” ujar Timmy sambil bangkit lalu melepas celana Hawaiinya.
“Sini, Tim…” ujar Marni si mama nakal sambil berjongkok.

Tak lama mulut Marni sudah mengulum kontol Timmy. Jilatan dan hisapannya membuat Timmy bergetar tubuhnya menahan nikmat yang amat sangat.

“Mmhh.. Enakk, Mamm…” desah Timmy sambil agak menggerakkan pinggulnya maju mundur.

Marni melepas kulumannya, sambil tersenyum menatap wajah Timmy yang tengadah merasakan nikmat, tangannya terus mengocok kontol Timmy.

“Gantian, Tim…” ujar Marni.
“Iya, Mam…” ujar Timmy.

Marni lalu naik ke ranjang anaknya. Lalu segera dibukanya paha lebar-lebar.. Timmy langsung mendekatkan wajahnya ke memek Marni. Lalu segera dijilatinya seluruh permukaan memek Marni. Marni terpejam menahan nikmat. Apalagi ketika jilatan lidah Timmy bermain di kelentitnya.. Mata Marni terpejam, tubuhnya bergetar sambil menggoyangkan pinggulnya.

“Ohh.. Enakk.. Teruss, Timm…” desah Marni.

Setelah sekian menit Marni dijilati memeknya, tiba-tiba tubuhnya bergetar makin keras, ditekannya kepala Timmy ke memeknya, lalu segera dijepit dengan pahanya.. Tak lama…

“Ohh.. Mhh.. Ohh…” desah Marni panjang. Marni orgasme.
“Ohh, enak sekali sayang.. Naik sini!” ujar Marni.

Timmy naik ke tubuh Marni. Dengan segera Marni si mama nakal melumat bibir Timmy walau masih belepotan dengan cairan dari memek Marni sendiri.

“Masukkin sayang…” bisik Marni sambil menggenggam kontol Timmy dan diarahkan ke memeknya.

Setelah itu, Timmy langsung memompa kontolnya di memek Marni. Mata Timmy terpejam sambil terus mengeluarmasukkan kontolnya.

“Bagaimana rasanya, Tim?” tanya Marni sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan Timmy.

“Nikmat sekali, Mam…” ujar Timmy.

Marni tersenyum sambil terus menatap mata anaknya. Tak lama, tiba-tiba tubuh Timmy mengejang, gerakannya makin cepat..

“Timmy mau keluar, Mam,” bisik Timmy.

“Mmhh.. Keluarkan sayang, puaskan dirimu…” bisik Marni si mama nakal sambil memegang pantat Timmy lalu menekankan ke memeknya keras-keras.

Tak lama.. Crott! Crott! Crott! Air mani Timmy muncrat banyak di dalam memek Marni. Timmy mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Marni..

“Bagaimana rasanya sayang?” tanya Marni.

“Sangat nikmat, Mam.. Lebih nikmat daripada oral…” ujar Timmy sambil mengecup bibir Marni.

“Timmy sangat sayang Mama,” ujar Timmy.
“Mama juga sangat sayang kamu,” ujar Marni si mama nakal.


Lalu mereka berpelukan telanjang.
>

0 Comments